Anggrek termasuk dalam suku anggrek-anggrekan atau famili
“Orchidaceae” yang dalam bahasa yunani, kata “orchid” berasal dari orchis yang
berarti testicle atau buah zakar.
Zaman dahulu anggrek identik dengan pria, baik warna, bentuk bahkan strukturnya. Anggrek juga melambangkan kesuburan dan kejantanan, dahulu muncul anggapan jika mengkonsumsi anggrek muda, maka seseorang bisa memiliki anak laki-laki, dan jika mengkonsumsi anggrek tua akan melahirkan anak perempuan, tetapi dalam mitos ini tidak disebutkan arti konsumsi ini dimakan sebagai bahan makanan atau hanya dinikmati keindahan bunganya saja. Anggrek termasuk keluarga besar dari kelompok (subdivisi) tanaman berbunga atau berbiji tertutup angiospermae), kelas tanaman berbiji tunggal (monocotyledone), ordo orchidaceae (anggrek anggrekan). Tanaman anggrek dapat tumbuh di dataran rendah, gurun kering, hutan rimba yang panas sampai dengan dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju. Paling banyak spesies anggrek berasal dari daerah tropis karena disebabkan oleh agroklimat di daerah tropis itu sendiri sangat cocok untuk pertumbuhan anggrek.
Zaman dahulu anggrek identik dengan pria, baik warna, bentuk bahkan strukturnya. Anggrek juga melambangkan kesuburan dan kejantanan, dahulu muncul anggapan jika mengkonsumsi anggrek muda, maka seseorang bisa memiliki anak laki-laki, dan jika mengkonsumsi anggrek tua akan melahirkan anak perempuan, tetapi dalam mitos ini tidak disebutkan arti konsumsi ini dimakan sebagai bahan makanan atau hanya dinikmati keindahan bunganya saja. Anggrek termasuk keluarga besar dari kelompok (subdivisi) tanaman berbunga atau berbiji tertutup angiospermae), kelas tanaman berbiji tunggal (monocotyledone), ordo orchidaceae (anggrek anggrekan). Tanaman anggrek dapat tumbuh di dataran rendah, gurun kering, hutan rimba yang panas sampai dengan dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju. Paling banyak spesies anggrek berasal dari daerah tropis karena disebabkan oleh agroklimat di daerah tropis itu sendiri sangat cocok untuk pertumbuhan anggrek.
Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon
dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat
ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar
matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan,
penyiraman serta pengendalian OPT.
Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan
temperatur 280C dengan temperatur minimum 150 C. Anggrek tanah pada
umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi
dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi
dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek
yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga
kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium
sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh
dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp.,
Oncidium sp.dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya
bersifat epifit.
Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik
tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu
batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh
anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp.,Renanthera
sp., Phalaenopsis sp.,dan Aranthera sp.
pembibitan
Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara
yaitu, konvensional dan dengan metoda kultur in vitro. Perbanyakan tanaman yang
dilakukan secara konvensional adalah sebagai berikut :
1. Perbanyakan vegetatif malalui pemecahan/pemisahan
rumpun seperti Dendrobium sp., Oncidium sp., Cattleya sp., dan Cymbidium sp.;
pemotongan anak tanaman yang ke luar dari batang seperti Dendrobium sp.;
pemotongan anak tanaman yang ke luar dari akar dan tangkai bunga seperti
Phalaenopsis sp., yang selanjutnya ditanam ke media yang sama seperti pakis,
mos serabut kelapa, arang, serutan kayu, disertai campuran pecahan genting atau
batu bata.
2. Perbanyakan generatif yaitu dengan biji. Biji anggrek
sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga
perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan
biji tersebut.
Metode kultur in vitro yaitu menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif
(seperti : akar, daun, batang, mata tunas) dan jaringan-jaringan generatif
(seperti : ovule, embrio dan biji) pada media buatan berupa cairan atau padat
secara aseptik (bebas mikroorganisme).
Persiapan Lahan
Tanaman anggrek dapat ditanam di sekitar rumah atau pekarangan atau
di kebun yaitu di bawah pohon atau dengan naungan yang diberi paranet atau
sejenisnya dengan pengaturan intensitas cahaya tertentu atau di lahan terbuka.
Oleh karena tanaman anggrek mempunyai potensi ekonomis yang tinggi, maka untuk
jenis-jenis tertentu dapat ditanam di dalam rumah kaca (green house).
Media tanam
Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu
tidak lekas melapuk, tidak menjadi sumber penyakit, mempunyai aerasi baik,
mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik, mudah didapat dalam jumlah
yang diinginkan dan relatif murah harganya.
Untuk pertumbuhan tanaman anggrek, kemasaman media (pH) yang baik
berkisar antara 5–6. Media tumbuh sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi
bunga optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tumbuh yang
sesuai. Media tumbuh yang sering digunakan di Indonesia antara lain : moss,
pakis, serutan kayu, potongan kayu, serabut kelapa, arang dan kulit pinus.
Pemupukan
Kualitas dan kuantitas pupuk dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan
vegetatif dan generatif tanaman. Pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman
yang masih kecil perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 30:10:10, pada fase
pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang berukuran sedang perbandingan pemberian
pupuk NPK adalah 10:10:10. Sedangkan pada fase pertumbuhan generatif yaitu
untuk merangsang pembungaan, perbandingan pemberian pupuk NPK adalah 10:30:30.
Panen dan Pascapanen
Keistimewaan tanaman anggrek terletak pada penampilannya saat konsumsi,
sehingga usaha untuk mempertahankan mutu penampilan selama mungkin menjadi
tujuan utama penanganan pasca panen dan pasca produksi. Untuk melaksanakan
upaya tersebut perlu dipahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi mutu
pasca panen atau pasca produksi tanaman anggrek. Faktor yang mempengaruhi mutu
pasca panen anggrek bunga potong adalah tingkat ketuaan bunga, suhu, pasokan
air dan makanan, etilen dan kerusakan mekanis dan penyakit. Sedangkan yang
mempengaruhi anggrek pot antara lain kultivar, stadia pertumbuhan, cahaya,
medium, pemupukan, temperatur dan lama pengangkutan.
Anggrek pot
Stadia pertumbuhan (umur) tanaman pot anggrek berbunga indah pada
saat dipasarkan merupakan faktor utama yang mempengaruhi penampilan tanaman
tersebut di dalam ruangan. Perlu diperhatikan bahwa stadia yang tepat untuk
pemasaran tergantung dari waktu yang diperlukan untuk memperoleh tanaman.
Umumnya tanaman dengan banyak bunga mekar lebih sulit dalam pengangkutan, lebih
peka terhadap etilen dan lebih mudah rusak dari pada tanaman yang diangkut
dalam stadia yang bunganya masih kuncup atau persentase bunga yang mekar masih
rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar